Cegah Tuberkulosis Dengan The Hijau
Meski telah tersedia obat antituberkulosis (TB), TB masih menjadi masalah kesehatan dunia yang utama. Penyebabnya, karakteristik bakteri penyebab TB, Mycobacterium tuberculosis, mampu menghindari sistem pertahanan tubuh manusia sehingga terapi kadang kala kurang efektif. Pengobatan yang tidak konsisten menyebabkan resistensi obat akibat mutasi kromosom mikobakterium sehingga mampu menghindari efek kerja obat, menjadi kendala tersendiri.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa teh hijau (Camellia sinensis) dapat dijadikan terapi adjuvan (pendukung) bagi terapi TB yang ada. Ini karena teh hijau mengandung senyawa polifenol yang dapat menghambat perkembangbiakan mikobakterium, yakni epigallocatechin gallate (EGCG). Setiap gram teh hijau mengandung 30-50 gram EGCG.
Teh hitam sebenarnya juga mengandung polifenol EGCG, tetapi tidak sebanyak teh hijau. Proses produksi teh hitam membuat kandungan EGCG berkurang. Meningkatkan kekebalan Menurut Afandi, EGCG memiliki mekanisme sebagai immunomodulator, yakni meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang dapat membunuh mikobakterium sekaligus menurunkan sistem kekebalan yang bisa merusak sel-sel normal.
Mekanisme ini tidak ditemukan pada obat anti-TB yang digunakan saat ini. Manfaat lain EGCG adalah sebagai antioksidan yang 10 kali lebih kuat dari antioksidan vitamin C dan 100 kali lebih kuat dari vitamin E. Selain itu, EGCG juga dapat menghambat pertumbuhan Taco (tryptophan aspartate-containing coat protein) pada makrofag. Makrofag adalah sel imun yang menghancurkan sel cacat sekaligus mematikan zat yang merugikan, seperti bakteri atau virus.
Di sisi lain, makrofag tidak dapat menghancurkan mikobakterium karena terlindungi oleh Taco, protein yang dihasilkan makrofag. Mikobakterium memanfaatkan Taco untuk melindungi diri sehingga tidak bisa dihancurkan oleh makrofag. EGCG dalam teh hijau dapat menghambat pertumbuhan Taco.
Untuk memisahkan EGCG dari teh hijau, dapat dilakukan dengan mengekstraksi teh hijaudengan metode ekstraksi meserasi, yaitu direndam menggunakan pelarut kloroform, metanol 95 persen, dan etil asetat, kemudian diambil sarinya. Metode ini dapat mengekstraksi tanpa merusak stabilitas EGCG.
0 Responses to "Cegah Tuberkulosis Dengan The Hijau"
Post a Comment